Halaman
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
43
Pokok-Pokok Peribadahan
Peta Konsep
Qidao (Syukur dan
Harap
Moshi
(Diam
Memahami)
Gongjing
(hormat)
Chengxin
(tulus)
Ganen
(syukur)
Shidang
(layak)
Jingzuo
(duduk diam)
Zhengzin
(meluruskan hati)
Xiushen
(membina diri)
Guanyu
(mengurangi /
mengendalikan keinginan)
Jisi (Sembahyang
dan Persembahan)
Gongjing (Hormat
dan Sujud)
Zhai-Jie
(Berpantang)
Ming
(Bersuci)
Shengfu
(Pakaian Lengkap)
Muyu
(Mandi Keramas)
Xiang
(dupa)
Bai
(soja)
Jugong
(membungkuk)
Gui
(berlutut)
Pokok-Pokok
Peribadahan
Bab
3
44
| Kelas X SMA/SMK
A.
Hak
ikat dan Makna Ibadah
1.
Hak
ikat dan Makna Ibadah
Ibadah Kepada
Huangtian
(
Tian
Yang Mahabesar) sudah dikenal
sejak dahulu kala, ketika agama Khonghucu masih dikenal sebagai
agama
Ru
(istilah asli agama Khonghucu). Ibadah merupakan pernyataan
pengabdian kita kepada
Tian
,
Tian
Yang Maha Pencipta. Jadi hakikat
ibadah itu adalah pengabdian kita (manusia) kepada Sang
Khalik
(Maha
Pencipta) atau
Huangtian
(
Tian
Yang Mahabesar).
Ibadah besar kepada
Tian
(
天
) dilaksanakan umat Khonghucu sejak
5.000 tahun yang lampau. Setiap musim semi, musim panas, musim
gugur, dan musim dingin dilaksanakan ibadah-sembahyang kehadirat
Huangtian
oleh raja-raja suci.
Ibadah secara umum dapat
diartikan sebagai segala perbuatan
baik/bajik yang dilakukan dengan
niat yang tulus, iklas, dengan cara
yang benar, dan untuk tujuan yang
baik sebagai bentuk pernyataan
sujud dan takwa kepada
Tian
,
dalam rangka memenuhi kodrat
kemanusiaannya. Artinya, bahwa
semua perbuatan yang dilakukan
dengan tulus, iklas, caranya
benar, dan tujuannya baik/mulia
adalah merupakan bentuk ibadah.
Jadi ibadah bukan sekedar hal
yang menyangkut ritual atau
persembahyangan semata.
Namun demikian, sembahyang merupakan hal penting dalam ibadah
bagi manusia, terutama dalam rangka pengabdian dan ketakwaannya
kepada Sang Maha Pencipta (
Tian
), seperti yang tersurat di dalam kitab
catatan kesusilaan (
Liji
) bahwa:
“Jalan Suci yang mengatur manusia baik-baik, tiada yang lebih
penting daripada kesusilaan. Kesusilaan ada lima macam, tetapi tiada
yang lebih penting daripada sembahyang.”
Selanjutnya marilah kita bahas tentang niat yang tulus, hati yang
ikhlas, tata cara yang benar, dan tujuan yang baik, yang menjadi syarat
sutau tindakkan bisa dikatakan sebagai ibadah.
sumber: dokumen penulis
Gambar 3.1
Sembahyang merupakan
hal penting dalam ibadah kepada
Tian
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
45
Tulus
Tulus artinya sesuatu yang benar-benar tumbuh dari dasar hati,
jujur, tidak pura-pura. Dengan kata lain, tulus adalah, melakukan
sesuatu karena dorongan dari dalam, dari dasar hati tanpa terpaksa
atau dipaksa (kesadaran). Bukan karena sesuatu melakukan sesuatu.
Bukan karena ada apanya, tetapi apa adanya (dorongan dari dalam).
Jadi tulus berkaitan dengan niat, atau hal yang mendasari sebuah
tindakan. Lakukan segala sesuatu karena itu adalah tindakan yang
secara moral harus kita lakukan. Bukan karena mengharapkan hasil.
Kalau hasilnya tidak ada, bukan soal penting, jika ternyata ada hasilnya,
juga tidak penting (ada tidak ada hasil bukan tujuan), karena memang
bukan karena hasil kita melakukannya.
Maka hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mencoba untuk
melaksanakan apa yang kita ketahui secara moral seharusnya kita
lakukan, tanpa memikirkan bahwa dalam prosesnya kita akan berhasil
atau gagal. Bersikap tidak mengindahkan keberhasilan atau kegagalan
yang bersifat lahiriah, maka dalam pengertian tertentu kita tidak pernah
gagal. Sebagai hasilnya, kita akan selalu bebas dari kecemasan apakah
akan berhasil, dan bebas dari ketakukan apakah akan gagal.
Hal ini ditegaskan oleh
Mengzi
, tercatat dalam kitab
Mengzi
bab VB
pasal 5.
Mengzi
berkata, “Orang memangku jabatan itu bukan karena
miskin, tetapi adapula suatu ketika Ia memangku jabatan karena miskin.
Orang menikah itu juga bukan karena ingin mendapat perawatan, tetapi
adapula suatu ketika ia mendapat perawatan.”
Ikhlas
Ikhlas bermakna bersih dari kotoran. Secara sederhana ikhlas berarti
melakukan sesuatu tanpa mengharapkan balasan atau imbalan. Maka
orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan tindakkannya murni
tanpa ada tujuan lain dibaliknya. Dengan kata lain, ikhlas berarti
melakukan kebaikan demi kebaikan itu sendiri, dan sama sekali bukan
ingin mendapatkan imbalan dalam bentuk apapun, atau bukan karena
Penting
“Beribadah/sembahyang itu bukan sesuatu yang datang dari luar,
melainkan ia harus bangkit dari dalam, lahir di dalam hati. Bila hati
yang di dalam itu bergerak, memancarlah ia dalam upacara, maka
orang yang bijaksana di dalam beribadah/sembahyang didukung oleh
sempurnanya iman, dan percaya, mewujud di dalam perilaku satya
dan sujud.” (
Liji.
XXV: 1)
46
| Kelas X SMA/SMK
takut mendapatkan hukuman apapun. Nabi
Kongzi
mengatakan untuk
mendahulukan pengabdian dan membelakangkan hasil, bukankah ini
sikap menujunjung kebajikan?
Jika tulus berkaitan dengan
niat, atau yang mendasari sebuah
tindakan, maka ikhlas berkaitan
dengan penerimaan hasil. Artinya,
apapun hasil dari suatu tindakan
diterima dengan lapang dada.
Caranya Benar Tujuannya Baik
Tujuannya baik tetapi caranya tidak benar, atau caranya benar tetapi
tujuannya tidak baik tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai
ibadah. Ini terkait dengan masalah ‘kemurnian hati’ dan dan ‘tata cara.’’
Berikut adalah percakapan
Ji Zicheng
dengan Zigong yang
mengilustrasi tentang pentingnya tata cara yang terdapat dalam kitab
Sabda Suci (
Lunyu
) jilid XII pasal 8:
Ji Zicheng berkata, “Seorang
Junzi
itu hanya perlu menjaga
kemurnian hatinya. Maka, apa perlunya segala tata cara?” Zigong berkata,
“Mengapakah tuan melukiskan seorang Kuncu demikian? Sungguh
sayang! Kata-kata yang telah lepas itu empat ekor kuda tidak dapat
mengejar. Sesungguhnya tatacara itu harus selaras dengan kemurnian
hati, dan kemurnian hati itu harus mewujud di dalam tatacara. Ingatlah
kulit harimau dan macan tutul, bila dihilangkan bulunya takkan banyak
berbeda dengan kulit anjing dan kambing.”
Ayat tersebut menjelaskan dengan tegas,bahwa begitu pentingya
sebuah tata cara. Tata caralah yang membedakan orang yang satu dengan
yang lain. Jika orang hanya mementingkan niat atau tujuan (kemurnian
hati) dan mengabaikan tata cara, maka yang mepunyai tujuan baik dan
yang memiliki tujuan tidak baik tidak jauh berbeda.
B.
I
badah Terbesar
Ibadah terbesar dalam agama Khonghucu adalah berperilaku bajik
(melaksanakan kebajikan). Hal ini merupakan konsekuensi logis dan imanen
ajaran Khonghucu yang menempatkan kebajikan sebagai sesuatu yang harus
dilakukan. Ajaran Khonghucu meyakini bahwa setiap manusia mengemban
Firman
Tian
yang berupa benih-benih kebajikan yang bersemayam di dalam hati
nuraninya. Benih-benih kebajikan Firman
Tian
itu adalah watak sejati/watak
asli (xing), yang menjadi kodrat kemanusiaannya sekaligus menjadi tanggung
jawab manusia untuk menggemilangkannya agar senantiasa bercahaya dan
Penting
Harta benda menghias rumah, laku
bajik menghias diri, hati yang lapang
(bersih/ikhlas) membuat tubuh kita
sehat.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
47
memancar, sehingga mampu
menerangi makhluk hidup yang
lainnya.
Dalam agama Khonghucu,
tidak ada jalan lain untuk
mencapai keselamatan, mencapai
pencerahan bathin, dan mencapai
kesempurnaan iman kecuali
dengan menjalankan kebajikan.
Aktivitas 3.1
Tugas Mandiri
Buatlah daftar kegiatan yang rutin kalian, dan kaitkan dengan
perbuatan yang bermanfaat bagi orang lain, baik secara moril
maupun materil!
sumber: dokumen penulis
Gambar 3.2
Membantu sesama sebagai
bentuk ibadah yang nyata
C.
Pokok-Pokok Peribadahan
Ada empat pokok yang mendasari Tata Ibadah Umat Khonghucu,
yaitu:
1.
Jisi
(
祭 祀)
= Sembahyang
2.
Gongjing
(
恭 敬
)
= Hormat dan Sujud
3.
Qidao
(
圻 稻
)
= Syukur dan Harap (Doa)
4.
Moshi
(
默 弑
)
= Diam Memahami
48
| Kelas X SMA/SMK
D.
Jisi
(Sembahyang)
1.
P
engertian Sembahyang
Sembahyang adalah suatu perbuatan yang menyangkut ritual, yang
dilakukan secara sadar-tulus dalam rangka menyampaikan sembah/
sujud dan hormat kepada
Tian
, dengan aturan-aturan tertentu yang
diwajibkan, diatur, dan ditetapkan oleh suatu agama.
Secara harfiah, sembahyang berasal dari bahasa sansekerta, yang
terdiri dari kata Sembah dan
Hyang
. Sembah berarti sujud, hormat atau
memuja sesuatu sebagai
Hyang
, yaitu sesuatu yang dianggap mulia atau
dimuliakan. Sembahyang biasanya dilakukan dengan cara menundukkan
kepala, membongkokkan badan atau bersimpuh/bersujud.
Hyang
berarti
suatu Dzhat (baca: Zat) Yang Mahatinggi, Yang Mencipta, Mengatur
(dengan Hukum-Nya) dan menguasai dunia beserta segala isinya, yaitu
Tian
.
Manusia dalam hidupnya secara rohaniah terpanggil untuk mengabdi
kepada
Tian
, oleh karena itulah maka secara imani manusia terdorong
(ada kecenderungan) untuk mengadakan persembahyangan dengan
segala ritualnya untuk mencurahkan rasa pengabdiannya kepada Dia
(
Tian
Yang Mahakuasa).
ZHAIJIE
BERPANTANG
MING
BESUCI DIRI
SHENG FU
BERPAKAIAN
LENGKAP
MUYU
MANDI KERAMAS
XIANG
DUPA
BAI
SOJA
GUI
BERLUTUT
JUGONG
MEMBUNGKUK
GONGJING
HORMAT
CHENGXIN
TULUS
GANEN
SYUKUR
SHIDANG
LAYAK/PANTAS
JINGZUO
DUDUK DIAM
ZHENGXIN
MELURUSKAN HATI
XIUSHEN
MEMBINA
DIRI
GUA
YU
MENGURANGI
KEINGINAN
(MENGENDALI KAN
NAFSU)
MOSHI
DIAM MEMAHAMI
Qidao
SYUKUR-HARAP
Gongjing
HORMAT/SUJUD
JISI
SEMBAHYANG
Y I L I
P E R I B A D A H A N
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
49
Persembahyangan biasanya disertai dengan bersuci diri agar
persembahyangan itu berkenan kepada
Tian
. Hal ini sudah ada sama
lamanya dengan sejarah kemanusiaan itu sendiri, hanya kemudian karena
disesuaikan dengan alam pikiran manusia maka persembahyangan itu
pada perkembangannya selalu disertai dengan macam-macam tata cara
ditambah dengan pengorbanan dan persembahan sebagai pelengkap dari
ungkapan pengabdiannya itu.
Tetapi sayangnya, hal itu terkadang dapat merubah panggilan imani
yang awalnya secara murni ke luar dari hati nurani manusia untuk
mengadakan persembahyangan berdasarkan kesucian lahir bathin. Hal
ini menjadi suatu tradisi pantulan dari pemikiran manusia yang pada
akhirnya melupakan pokok dari pengabdian itu sendiri. Sesungguhnya,
yang menjadi syarat utama dalam persembahyangan adalah: “Kesucian
diri lahir bhatin agar semua dapat berkenan kepada-Nya.”
2.
P
ersiapan Sembahyang
a.
Zha
i-Jie
(Berpantang)
Zhai
adalah pantang dalam kaitan dengan makanan, sedangkan
Jie
adalah pantang dalam kaitan dengan perilaku.
Zhai
dalam kaitan berpantang makan ada empat macam, yaitu:
•
Pantang makanan yang berpenyedap, yang menunju
kan keprihatinan.
•
Pantang makan makanan yang diolah,
yang menunjukan apa adanya
(kesederhanaan).
•
Pantang makan makanan yang berjiwa,
yang menunjukan kebersihan/
kesucian.
•
Pantang makan makanan yang dapat merusak lingkungan.
(Pantang-pantangan
di atas dapat dilakukan secara berkala dengan
tenggang waktu tertentu, sehingga dapat melatih kita dalam mengontrol
dan mengendalikan diri).
Jie
dalam kaitan berpantang perilaku adalah menjaga ucapan dan
kelakuan (sikap), seperti:
•
menjaga ucapan:
tidak berkata-kata kotor, kasar, mengumpat,
mencaci maki, fitnah, dll.
•
menjaga kelakuan
(sikap): tidak melanggar kesusilaan, norma-norma
kesopanan, bersikap ramah, dan santun.
50
| Kelas X SMA/SMK
b.
Ming
(Bersuci)
Jila
zhai
itu berhubungan dengan mengendalikan keinginan makan
dan Jie mengendalikan perilaku, bersuci itu lebih kepada kesucian hati
dan pikiran. Mengendalikan kekalutan pikiran dan keresahan atau
semua gejolak rasa yang ada di hati.
c.
Shengfu
(Berpakaian Lengkap)
Berpakaian lengkap dalam konteks ini berarti menggunakan jubah
khusus sembahyang, serta alas kaki (sepatu). Lengkap berarti juga rapi,
layak, dan terutama bersih.
d.
Muyu
(Mandi Keramas)
Mandi keramas terkait dengan kebersihan jasmani yang melengkapi
Zhai-Jie
, Ming, dan Shengfu.
3.
Mac
am-Macam Sembahyang
Dalam ajaran agama Khonghucu terdapat tiga macam sembahyang,
yaitu:
•
Sembahyang kepada
Tian
(Tuhan)
•
Sembahyang kepada
Di
(Alam)
•
Sembahyang kepada
Ren
(Manusia)
a.
Sembah
yang Kepada
Tian
1)
Sembahyang
Ci
(Sujud dan Prastya).
Yaitu sembahyang: Jing
Tian
gong, dilaksanakan setiap tanggal:
8 malam tanggal 9 bulan 1
Kongzili
(
Zheng Yue
).
2)
Sembahyang
Yue
(Eling dan Taqwa).
Yaitu sembahyang: Duanyang, dilaksanakan setiap Tanggal:
5 - 5 -
Kongzili
(
Wuyue Chuwu
).
3)
Sembahyang
Chang
(Doa dan Asa).
Yaitu sembahyang:
Zhongqiu
, dilaksanakan setiap tanggal:
15 - 8 -
Kongzili
(
Bayue Shiwu
), dikenal juga sebagai saat puncak
musim panen atau panen raya, maka saat itu juga dilaksanakan
penghormatan kepada malaikat bumi (
Fude Zhengshen
).
4)
Sembahyang
Zheng
(Syukur dan Harapan).
Yaitu sembahyang:
Dongzhi
, dilaksanakan setiap tanggal:
21 atau 22 Desember (Penanggalan
Yangli
atau kalender Masehi).
Saat matahari di titik balik 23,5 derajat Lintang Selatan.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
51
b.
S
embahyang Kepada Alam
1)
S
embahyang Shangyuan
Dikenal dengan sembahyang awal tanam, yaitu sembahyang
Yuanxiao
(
Cap Go Me
), dilaksanakan setiap tanggal: 15-1-
Kongzili
.
2)
Sembahyang
Zhongyuan
Zhongyuan
adalah sembahyang atas berkah bumi yang dikaitkan
dengan leluhur dan arwah umum, yaitu sembahyang Jing Heping.
Zhongyuan
dikenal juga dengan sembahyang panen raya yang berlanjut
sampai ke puncak musin panen yaitu tanggal 15 bulan 8
Kongzili
bersamaan dengan sembahyang
Zhongqiu
(sembahyang
Zhang
yang
dikaitkan dengan malaikat
Fude Zhengshen
). Sebenarnya, antara
Zhongyuan
(sembahyang atas berkah bumi atau dikenal dengan panen
raya) dengan sembahyang
Zhongqiu
adalah dua hal yang berbeda, hanya
waktunya yang bersamaan.
3)
S
embahyang
Xiayuan
Dilaksanakan setiap tanggal 15 bulan 10
Kongzili
, yaitu Sebagai
sembahyang panen akhir menjelang musim dingin. Sembahyang ini
juga berhubungan dengan Sangyuan yakni
Tianyuan/Diyuan/Shuiyuan
Catatan:
Di samping empat
sembahyang tersebut di atas, sembahyang
kepada
Tian
juga dilaksanakan pada saat-saat yang lain, yaitu:
1.
Malam menjelang Tahun Baru (akhir tahun), yaitu sembahyang
Chuxi
pada tanggal 29/30 bulan 12
Kongzili
. Sembahyang
dilaksanakan pada saat Zishi, yaitu antara jam 23.00 – 01.00.
2.
Sembahyang
Zhaoxi
, yaitu kepada
Tian
juga dilaksanakan
setiap hari (pagi dan sore) sebagai sembahyang pernyataan
syukur. Zhao berarti awal atau pagi dan
Xi
berarti akhir atau
sore. Jadi
Zhaoxi
bermakna sembahyang awal dan akhir hari.
3.
Sembahyang pada saat
Chuyi
dan
Shiwu
Sembahyang kepada leluhur saat
Chuyi
dan
Shiwu
dilaksanakan pada petang hari di rumah masing-masing.
Sembahyang dilaksanakan di depan rumah mengahadap langit
lepas. Pada saat ini juga dilaksanakan sembahyang kepada
leluhur, yakni pada altar leluhur atau di
Miao
Leluhur atau
Zumiao
.
52
| Kelas X SMA/SMK
yang dihubungkan pula dengan pengertian iman yang sangat diwarnai
oleh sejarah agama Khonghucu, yakni: Pribudi bajik, Tata Masyarakat,
dan Pengelolaan Alam.
c. Sembahyang Kepada Manusia
Sembahyang kepada manusia dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu
sembahyang kepada leluhur (
Zuzong
), kepada nabi (
Shengren)
, dan
kepada para suci (
Shenming
).
1)
S
embahyang Kepada Leluhur
a)
Qingming
Dikenal dengan sembahyang sadranan/jiarah ke makam,
dilaksanakan setiap tanggal: 4 atau 5 April (penanggalan
Yangli
/
Kalender Masehi).
b)
Ershi Shengan
Sembahyang dilaksanakan
pada tanggal 24 bulan 12
Kongzili
atau
Shi Er Yue Er Shi Si
, sehingga disebut juga
Ershi
Shangan.
Pada saat sembahyang
Ershi
Shengan
ada spirit bahwa:
“Sembahyang kepada yang telah tiada ingat kepada yang masih
hidup.” Karena spririt ini maka pada saat sembahyang
Ershi
Shengan juga lakukan bakti sosial untuk membantu orang-orang
yang kurang mampu. Selanjutnya hari ini juga dikennal dengan
nama ‘hari persaudaraan.’
Selain dua sembahyang disebutkan di atas, sembahyang kepada
leluhur yang umum dilaksanakan di antaranya:
(1)
Zhongyuan
dan
Jing Heping
Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa
Zhongyuan
adalah
sembahyang atas berkah bumi yang dikaitkan dengan leluhur
dan arwah umum. Jadi pada saat
Zhongyuan
juga dilaksanakan
sembahyang kepada leluhur tepatnya tanggal 15 bulan 7, dan
sembahyag kepada arwah umum (Jing Heping) tanggal 29 bulan
7
Kongzili
.
(2)
Chuyi
dan
Shiwu
Sembahyang pada saat
Chuyi
dan
Shiwu
adalah saat sembahyang
kepada
Tian
, hanya pada waktu yang sama juga dilaksanakan
sembahyang kepada leluhur. Sembahyang dilaksanakan pada
petang hari di rumah masing-masing, yakni pada altar leluhur
atau di Miao Leluhur (
Zumiao
). Selain itu juga dilaksanakan
sebahyang kepada,
Shenming
, dan Shengren (nabi).
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
53
3)
Chuxi
Seperti halnya sembahyang pada
saat
Chuyi
dan
Shiwu
,
sembahyang Chuxi juga termasuk sembahyang kepada
Tian
yang dilaksanakan pada malam menjelang Tahun Baru (tanggal
29/30 bulan 12
Kongzili
), namun pada saat yang sama juga
dilaksanakan sembahyang kepada leluhur.
4)
Zuji
Zuji
adalah sembahyang peringatan hari wafat leluhur, oleh
karenanya waktu pelaksanaan sembahyang sesuai dengan hari
wafat leluhur masing-masing. Artinya,
Zuji
adalah sembahyang
kepada leluhur yang bersifat khusus.
2)
S
embahyang Kepada Nabi
a)
L
ahir Nabi
Kongzi
(
Zhisheng Dan)
Sembahyang, peringatan dan perayaan yang diselenggarakan baik
secara sederhana maupun dengan berbagai kegiatan adalah sangat
baik kalau semuanya itu bukan sekadar kegiatan rutin melainkan juga
mampu memahami dan menghayati nyala Kebajikan, pesan-pesan suci
Beliau selaku Genta Rohani yang membawakan Firman
Tian
Yang Maha
Esa, yang menjadi pembimbing hidup manusia.
b)
W
afat Nabi
Kongzi
(
Zhisheng Jichen
)
Pada setiap tanggal 18 bulan 2
Kongzili
, umat Khonghucu memperingati
Hari Wafat Nabi
Kongzi
. Pelaksanaan upacara seperti halnya dengan
upacara Hari Kelahiran Nabi
Kongzi
), hanya penyelenggaraanya lebih
sederhana serta lebih ditekankan pada suasana khidmat. Pada saat
upacara sembahyang hari wafat Nabi
Kongzi
, kita mengenang pribadi
Beliau, suri tauladan bagi sikap batin dan penghidupan kita.
3)
S
embahyang Kepada
Shenming
Selain bersembahyang kepada leluhur, umat Khonghucu melakukan
sembahyang kepada para suci (Shengming). Adapun yang menjadi spirit
dan landasan sembahyang kepada para
Shenming
adalah, sebagai
berikut:
•
Nabi
Kongzi
bersabda, “Seorang
Junzi
memuliakan tiga hal,
Memuliakan Firman
Tian
, Memuliakan Orang-Orang Besar dan
memuliakan Sabda Para Nabi.”
54
| Kelas X SMA/SMK
•
Berdasarkan
peraturan para ‘raja suci’ (Shengwang) tentang upacara
sembahyang, sembahyang dilakukan kepada orang yang menegakkan
hukum bagi rakyat, kepada orang yang gugur menunaikan tugas
kepada orang yang telah berjerih-payah membangun kemantapan
dan kejayaan negara kepada orang yang dengan gagah berhasil
menghadapi serta mengatasi bencana besar dan kepada yang mampu
mencegah terjadinya kejahatan/penyesalan besar.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa ada orang-orang yang karena
Kebajikannya (keteladanan semasa hidupnya), membuat masyarakat
luas yang merasakan ‘manfaat’ dari kebaikan tersebut. Karena dasar
itulah maka orang melakukan ibadah (menghormat/menyatakan syukur
) kepadanya. Bahkan karena begitu besarnya penghormatan itu, sampai-
sampai bermigrasipun dibawa dan mentradisi sampai anak-cucunya dan
akhirnya men-dunia. Inilah yang kemudian menjadi
Shenming
yang
kita kenal. Atas dasar iman yang sama, hal ini juga dilakukan oleh umat
Khonghucu dimanapun ia berada, termasuk di Indonesia, sehingga juga
dikenal
Shenming
lokal (Indonesia).
4.
P
eralatan dan Sajian Sembahyang
a. Peralatan Sembahyang
Ziyou
bertanya tentang peralatan yang wajib disediakan untuk
upacara perkabungan. Nabi bersabda, “Wajib disediakan sesuai
kemampuan keluarga.”
Ziyou
berkata, “bagaimanakah keluarga yang
mampu dan tidak mampu dapat melakukan hal yang sama?” Nabi
menjawab, yang mampu janganlah melampaui ketentuan kesusilaan,
yang tidak mampu cukup sekedar tubuhnya ditutupi dari kepala sampai
kaki dan selanjutnya dimakamkan. Peti jenazah cukup diturunkan
dengan tali. Dengan demikian siapakah yang akan menyalahkan?” (
Liji
.
II A. III: 17)
Zilu
berkata, “Saya mendengar
Hu Cu
(Nabi
Kongzi
) bersabda bahwa
di dalam upacara berkabung adanya rasa sedih sekalipun kurang di dalam
perlengkapan upacara, itu lebih baik daripada memamerkan kesedihan
dengan lengkapnya peralatan upacara. Dan di dalam sembahyang,
adanya hormat khidmat, itu lebih baik daripada berlebihan peralatan
upacara tetapi kurang ada rasa hormat khidmat.” (
Liji
. II A. II: 27)
b. Makna Simbolis Sajian Sembahyang
Sajian atau persembahan yang dikenal secara awan sebagai sesajen
memang tidak bisa dilepaskan dalam sembahyang yang dilakukan umat
Khonghucu. Namun demikian, jarang yang memperhatikan makna
simbolis dari berbagai sajian dimaksud.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
55
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sesajen adalah sajian
berupa makanan bunga dan sebagainya yang disajikan untuk roh yang
telah meninggal. Sajian dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat
kepada yang meninggal, seperti disabdakan Nabi
Kongzi
, “Semua
(sajian) itu untuk menunjukkan puncak rasa hormat. Akan rasanya tidak
diutamakan, yang penting ialah semangatnya.”
Hal sajian sembahyang ini sering menjadi perdebatan bahkan
pelecehan dari pihak luar. Untuk apa orang yang telah meninggal
dunia diberikan sajian (makanan), adakah yang mengerti kalau yang
meninggal itu akan makan sajian yang dipersembahkan? Kecaman
semacam ini bukan baru sekarang, namu sejak dahulu sudah ada. Nabi
Kongzi
menyatakan bahwa semua sajian itu hanya untuk menunjukka
rasa hormat kepada almarhum. Beliau bersabda, “Adakah ia mengerti,
bahwa roh yang meninggal itu akan menikmatinya? Yang berkabung itu
hanya terdorong oleh ketulusan dan rasa hormat di dalam hatinya.”
“Orang mati itu tidak makan, tetapi dari jaman yang paling kuno
sampai sekarang hal (sajian) itu tidak pernah dialpakan. Maka kecaman
terhadap kesusilaan (sajian) itu, sesungguhnya adalah kajian yang tidak
susila.
Berikut adalah macam-macam sajian yang umum digunakan oleh
umat Khonghucu sebagai persembahan dalam upacara sembahyang
baik kepada
Tian
, kepada Alam, dan kepada manusia (nabi dan leluhur)
beserta makna simbolisnya.
c. Buah-Buahan Sajian Sembahyang
•
Pisang
Xiangjiao
(
香 蕉
) pisang, diidentikan
dengan lafal/bunyi
Xiangjiu
(
香 久
) artinya
Langgeng. Dalam persembahyangan, yang
lazim digunakan adalah jenis pisang raja
atau pisang mas. Penyajiaan pisang di
meja altar biasanya diletakan di sebelah
kiri altar.
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.3
Pisang sebagai
lambang langgeng
56
| Kelas X SMA/SMK
•
Jeruk
Juzi (
橘 子
) Jeruk, diidentikan dengan lafal/bunyi
Jixiang
(
吉 祥
)
artinya Kebaikan. Jenis Jeruk yang biasanya digunakan untuk sesajian
sembahyang adalah jenis jeruk bali atau jenis jeruk garut atau jeruk
siam. Biasanya diletakan di sebelah kanan altar.
•
Apel
Pingguo
(
苹 果
) artinya Apel, diidentikan dengan lafal/bunyi
Pingan
(平 安
) artinya Tentram.
•
Pear
Liguo
(
莉 果
) Pear, diidentikan dengan lafal/bunyi
Liy
i (
利 益
) artinya
keberuntungan
•
Nanas
Ong Lay
bermana kejayaan datang. Sesuai juga dengan bentuk yang
menghadap ke atas menandakan kejayaan.
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.5
Apel
lambang ketentraman
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.4
Jeruk
sebagai lambang kebaikan
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.6
Pear
lambang keberuntungan
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.7
Nanas
melambangkan kejayaan
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
57
•
Semangka
Semangka (Citrullus Vaalgares). Dalam upacara pemberangkatan
jenazah, biasanya buah ini dibanting sampai pecah berkeping-keping.
Biji semangka yang berjumlah banyak bertebaran itu menunjukkan akan
tumbuh sekian banyak pohon semangka yang berasal dari satu buah itu.
Artinya, kita harus pandai mengembangkan peninggalan yang kita
peroleh dari orang tua.
•
Tebu
Tebu tumbuhan berumpun, tidak pernah ada yang tumbuh hanya
sebatang. Maknanya ialah agar kita hidup tidak menyendiri. Dalam
kehidupan rumah tangga hendaknya hidup harmonis, masing-masing
mengenal batas dan pandai mengendalikan diri dan ada rasa kebersamaan.
Air tebu terasa manis, batang tebu beruas-ruas tumbuh lurus dan
tidak bercabang. Manis adalah lambang kebajikan dan cinta kasih. Tebu
tumbuhnya beruas-ruas diibaratkan manusia yang dalam tumbuh
kembangnya sejak bayi hingga mencapai usia tua harus selalu tumbuh
pula cinta kasih dan kebajikan.
Sepasang tebu dengan daun dan akarnya diikat di sebelah kanan dan
kiri meja altar, hal ini sebagai petanda rasa syukur ke hadirat
Tian
Yang
Maha Esa’
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.8
Semangka
yang melambangkan
kebulatan tekad untuk
mengembangkan apa yang
diberikan dari leluhur
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.9
Tebu
lambang kebersamaan
dan peningkatan kwalitas
kebajikan
58
| Kelas X SMA/SMK
Kue Sajian Sembahyang
•
Kue Ku
Gui
guo (
龜 粿
) artinya Kue Ku, diidentikan
dengan lafal/bunyi
Shou
(
壽
) artinya panjang
umur. Bentuknya yang dibuat mirip batok
kura-kura yang dipandang sebagai hewan
yang usianya panjang, dapat mencapai
kurang lebih 2000 tahun. Hidup melata di air
dan darat. Kura-kura atau penyu merupakan
salah satu dari empat jenis hewan yang suci,
tiga hewan suci lainnya adalah Naga (
Long
),
Qilin,
dan burung Huang.
Makna sesajian kue Ku dalam
persembahyangan merupakan harapandari
para leluhur kita agar kita memiliki daya
tahan hidup lama di dunia, supaya dapat
menyelesaikan kewajiban dengan lebih
sempurna.
•
Kue Mangkok (
Hwat Kue
)
Fagao
(
苹 果
) artinya Kue Mangkok,
diidentikan dengan lafal/bunyi
Fa
(
發
) artinya
berkembang Bentuk Kue Mangkok umumnya
dianggap baik apabila permukaanya merekah
seperti buah delima dan biasanya berwarna
merah. Makna dari kue ini ialah agar hidup
kita berkembang dan bahagia seperti yang
disimbolkan oleh warna merah.
•
Kue Wajik (Hwat Kue)
Migao
(
米 糕)
artinya wajik, diidentikan
dengan lafal/bunyi
He
(
合)
artinya bersatu-
harmonis.
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.10
Kue Ku
lambang panjang umur
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.11
Kue
mangkok lambang
berkembang
sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.12
Migao
Kue wajik lambang
peningkatan dan
bahagia
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
59
5.
Nama-nama
Waktu Sembahyang
1.
Zishi
antara pukul
23.00 s.d. 01.00
2.
Choushi
antara pukul
01.00 s.d. 03.00
3.
Yinshi
antara pukul
03.00 s.d. 05.00
4.
Maoshi
antara pukul
05.00 s.d. 07.00
5.
Chenshi
antara pukul
07.00 s.d. 09.00
6.
Sishi
antara pukul
09.00 s.d. 11.00
7.
Wushi
antara pukul
11.00 s.d. 13.00
8.
Weishi
antara pukul
13.00 s.d. 15.00
9.
Shenshi
antara pukul
15.00 s.d. 17.00
10.
Youshi
antara pukul
17.00 s.d. 19.00
11.
Youshi
antara pukul
19.00 s.d. 21.00
12.
Haishi
antara pukul
21.00 s.d. 23.00
P
enilaian Diri
•
Tujuan Penilaian
Lembar penilaian diri ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui sikap kalian dalam
menerima dan memahami hal-
hal terkait dengan peribadahan.
2.
Menumbuhkan
sikap sungguh-sungguh untuk melakukan segala
tugas sebagai bentuk ibadah kepada
Tian
.
•
Petunjuk
Isilah lembar penilaian diri yang ditunjukkan dengan skala sikap
berikut ini!
•
SS
= sangat setuju
•
ST
= setuju
•
RR
= ragu-ragu
•
TS
= tidak setuju
Aktivitas 3.2
Aktivitas Bersama
Diskusi Kelompok
•
Jelask
ankan perbedaan Ibadah, Sembahyang, dan Berdoa!
•
Bagaimana menurut kalian tentang sesajian yang
dipersembahkan pada saat sembahyang! Adakah hal yang
harus diluruskan, dan apa nilai-nilai positif dari sajian itu?
60
| Kelas X SMA/SMK
No
Instrumen Penilaian
SS
ST
RR
TS
1
Ibadah adalah bentuk pengabdian
kita (manusia) kepada Sang
Khalik
(Maha Pencipta) atau
Huangtian
(
Tian
Yang Mahabesar).
....................
2
Tidak ada jalan lain untuk
mencapai keselamatan, mencapai
pencerahan bathin, dan mencapai
kesempurnaan iman kecuali
dengan menjalankan kebajikan.
....................
3
Semua perbuatan yang dilakukan
dengan tulus, iklas, caranya benar,
dan tujuannya baik/mulia adalah
merupakan bentuk ibadah.
....................
4
Melakukan kebaikan bukan ingin
mendapatkan imbalan dalam
bentuk apapun.
....................
5
Walaupun tujuannya baik jika
caranya tidak benar, atau caranya
benar tetapi tujuannya tidak baik
tidak memenuhi syarat untuk
dikatakan sebagai ibadah.
....................
6
Di dalam sembahyang, adanya
hormat khidmat, itu lebih baik
daripada berlebihan peralatan
upacara tetapi kurang ada rasa
hormat khidmat.
....................
7
Tentang sajian yang
dipersembahkan dalam
sembahyang (upacara duka/
keluarga yang berkabung) adalah
didorong oleh ketulusan dan rasa
hormat di dalam hatinya.
....................
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
|
61
Evaluasi Bab 3
A.
Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (x) di antara pilihan A, B, C, D, atau E
yang merupakan jawaban paling tepat dari pertanyaan-
pertanyaan berikut ini!
1.
Berikut ini adalah empat pokok yang mendasari Tata Ibadah
Umat Khonghucu, kecuali...
A Sembahyang
B. Hormat
C. Doa
D. Berpantang
E. Diam Memahami
2.
Berikut ini adalah saat saat sembahyang kepada
Tian
Yang
Maha Esa, kecuali ...
A.
Zhongqiu
B.
Dongzhi
C.
Qingming
D.
Duanyang
E.
Jing Tiangong
3.
Berikut ini adalah saat-saat sembahyang kepada leluhur,
kecuali...
A.
Chuyi
dan
Siwu
B.
Qingming
C.
Jin Heping
D.
Duanyang
E.
Zhongyuan
4.
Sembahyang
Qingming
jatuh pada setiap tanggal...
A. 4 April
B. 5 April
C. 5 bula 5
Kongzili
D. A dan B Benar
E. 15 bulan 8
Kongzili
62
| Kelas X SMA/SMK
5.
Sembahyang
Zhongqiu
dilaksanakan setiap tanggal...
A. 9 bulan 7
Kongzili
B. 5 April
C. 5 bulan 5
Kongzili
D. 29 Phe Gwee
E. 15 bulan 8
Kongzili
6.
Sembahyang
Dongzhi
dilaksanakan setiap tanggal....
A. 9 – 7
Kongzili
B. 22 Desember
C. 5 – 5
Kongzili
D. 29 – 8
Kongzili
E. 5 April
7.
Sembahyang Duanyang dilaksanakan setiap tanggal...
A. 9 – 7
Kongzili
B. 5 April
C. 5 – 5
Kongzili
D. 29 – 8
Kongzili
E. 15 – 8
Kongzili
8.
Sembahyang yang dilaksanakan pada saat petengahan musim
gugur adalah...
A. Zhongqiu
B.
Duanyang
C.
Qingming
D.
Jing Tiangong
E.
Xinchun/Xiannian
Ur
aian
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan uraian yang jelas!
1.
Apa yang dimaksud dengan ibadah?
2.
Apa yang di maksud dengan tulus?
3.
Apa yang dimaksud dengan ikhlas?
4.
Sebutkan pokok-pokok peribadahan umat Khonghucu!
5.
Jelaskan tentang berpantang (
Zhai-Jie
)!
6.
Sebutkan yang termasuk sembahyang kepada
Tian
!
7.
Sebutkan yang termasuk sembahyang kepada kepada Alam!
8.
Sebutkan yang termasuk sembahyang kepada manusia!